by: Ina Istiana
Bayangkan saat ini Anda sedang berada pada suatu kerumunan, di tengah acara gathering kantor misalnya. Ketika diminta membentuk kelompok diskursus kecil, maka apa yang kali pertama Anda lakukan?
Saya yakin yang Anda lakukan adalah mengamati wajah-wajah dari karyawan lain, mana yang sekiranya cocok untuk Anda bergabung. Secara naluriah manusia akan melihat seseorang pertama kali dari wajahnya, wajah yang mencerminkan ekspresi baik senang, muram, kecewa, takut, dan lain-lain.

source: dokumentasi Inong Hunain
Atau contoh lain ketika Anda switching peran dari seorang profesional (apapun profesi Anda), namun ketika di rumah Anda harus mengambil peran sebagai orang tua. Ketika melihat anak kita pulang sekolah, sebelum bertanya bagaimana harinya hari ini, kita sebagai orang tua akan otomatis melihat dari raut mukanya terlebih dahulu. Inilah yang disebut dengan silent observing, yang mungkin sering atau tidak sudah pernah kita praktekkan, dengan mengamati wajah orang lain dalam diam.
Maka sebenarnya dari sinilah, kalau saya boleh menyebut- wajah adalah representasi dari diri manusia. Dengan silent observing tadi, kita bisa menentukan hubungan apa yang akan kita bangun dengan memilih pertanyaan apa yang kita lontarkan pertama kali dalam membuka percakapan

source: dokumentasi Ina Istiana
Apakah seni memahami wajah dan ekspresi ini sudah banyak literatur yang membahas? Ada teori terkenal dari Carl Jung, bapak Psikiater yang terkenal dari Swiss yang sangat familiar, yaitu membahas tentang Arketipe manusia. Jika Anda di sini adalah seorang Coach, Trainer, maupun HR atau bahkan Business Owner yang memiliki ketertarikan dalam People Development, maka Anda berada pada halaman yang tepat. Karena saya akan membahas tentang area pengembangan dengan pendekatan coaching, melalui arketipe-arketipe yang dimiliki manusia.
Apa itu Arketipe?
Arketipe adalah model bawaan universal dari berbagai aspek identitas dan kepribadian yang berperan dalam mempengaruhi perilaku manusia. Menurut Carl Jung menyatakan bahwa arketipe ini adalah bentuk kuno dari pengetahuan bawaan manusia yang diwariskan dari nenek moyang kita. Arketipe ini mewakili pola dan gambaran universal yang merupakan bagian dari alam bawah sadar kolektif. Jung percaya bahwa kita mewarisi arketipe ini seperti kita mewarisi pola perilaku naluriah.
source: dokumentasi pribadi
Jung percaya bahwa jiwa manusia terdiri dari tiga komponen:
- Ego (atau pikiran sadar)
- Ketidaksadaran pribadi
- Ketidaksadaran kolektif
Arketipe melambangkan motivasi, nilai, dan kepribadian dasar manusia. Jung percaya bahwa setiap arketipe memainkan peran dalam kepribadian, tetapi merasa bahwa kebanyakan orang didominasi oleh satu arketipe tertentu. Menurut Jung, cara sebenarnya di mana sebuah arketipe diekspresikan atau diwujudkan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk pengaruh budaya dan pengalaman pribadi yang unik dari seorang individu.
Mengapa identifikasi Arketipe itu penting?
Arketipe ibarat blueprint yang menjadi bawaan manusia, serta memengaruhi bagaimana cara mereka berperilaku dan berpikir.
Mengidentifikasi arketipe menjadi penting karena:
- Meningkatkan pemahaman diri
Dengan memahami arketipe diri sendiri, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan hidup lebih sejalan dengan nilai-nilai kita.
- Memperbaiki hubungan
Memahami arketipe orang lain dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih baik dan efektif.
- Pengembangan pribadi
Dengan mengenali arketipe, kita dapat mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang belum tergali.
Cara Mengidentifikasi Arketipe
Lalu bagaimana cara mengidentifikasi arketipe, terutama jika konteksnya adalah bicara tentang coaching, sehingga perlu untuk identifikasi arketipe coachee kita.
Dalam proses coaching, salah satu rekan saya pernah melakukannya pada parents dan anak-anaknya. Bentuknya pada saat itu adalah group besar, dan alat atau tool yang digunakan untuk menggali arketipe adalah Faces Tool
source: Points of You Indonesia
Mengapa menggunakan Faces Tools?
- Wajah itu sendiri pada dasarnya mencerminkan siapa kita sebagai manusia
- Faces tool ini sangat straight-forward dengan menggunakan 99 wajah manusia berbagai ras, dan kartu ke-100 adalah cermin, yang berarti diri kita sendiri.
- Faces tool dapat menggambarkan tokoh-tokoh yang bermakna dalam hidup kita, seperti teman, keluarga, dan pasangan, serta perasaan kita terhadap mereka, sehingga alat ini dapat menggambarkan hubungan kita dengan mereka.
Pada suatu kesempatan, rekan kami membagikan proses coachingnya menggunakan tool faces di atas. Beliau saat ini bergerak dalam bidang parenting dan family, kira-kira seperti ini prosesnya dan sangat menarik.
Sebagai seorang Coach- Anda bisa menanyakan kepada parents
Bagaimana Anda melihat anak Anda di masa depan?
Sosok seperti apa yang ingin Anda lihat pada dirinya?
Lalu arahkan parents untuk mengambil 1 kartu yang Faces yang mereka kehendaki, bisa secara terbuka maupun tertutup. Dan minta mereka untuk membagikan apa yang mereka observasi dari foto tersebut dengan memproyeksikan pertanyaan-pertanyaan di atas
source: dokumentasi pribadi
Atau jika Anda seorang profesional dan berada dalam suatu organisasi, Anda bisa melakukan hal ini kepada tim Anda untuk mencapai potensial karirnya.
Karir goals seperti apa yang Anda harapkan kedepannya?
Wajah seperti apa yang Anda lihat jika Anda bisa mencapai goal tersebut?
Belajar 101 Pertanyaan Kunci untuk Coaching di sini!
source: dokumentasi pribadi
Anda bisa pula menggunakan foto-foto tokoh hebat di dunia, sehingga mereka bisa mengadopsi sifat dan semangat baik apa yang bisa ditiru dari tokoh-tokoh tersebut. Anda juga bisa menggunakan kartu faces jika tidak ada foto-foto tokoh itu, sehingga tugas mereka adalah mengobservasi semangat dan hal baik apa yang tersirat pada foto tersebut.
Area lain yaitu dalam relationship. Contohnya jika Anda memiliki anak remaja, mereka ingin memiliki pacar yang seperti apa sih. Ajak mereka untuk memilih 1 kartu faces yang menjadi ideal pasangannya kedepannya.
Mengapa kamu ingin memiliki pasangan seperti foto tersebut?
Hal baik apa yang bisa kamu dapatkan dengan melihat wajah tersebut?
Kira-kira bagaimana mereka bisa memperlakukan kamu setiap harinya?
Ketika kamu sudah mendapat pasangan ideal seperti foto tersebut, di manakah posisi kamu sekarang?
Apakah kamu sudah menjadi “ideal” juga untuk dia?
Hal baik apa yang bisa kamu tambahkan pada dirimu untuk mengisi gap tersebut?
Belajar 101 Pertanyaan Kunci untuk Coaching di sini!
Namun ada beberapa hal yang perlu Anda ingat, bahwa:
- Arketipe bukanlah label statis
Seseorang dapat menunjukkan beberapa arketipe dalam berbagai situasi.
- Identifikasi arketipe adalah proses yang kompleks
Tidak ada cara yang pasti untuk menentukan arketipe seseorang.
- Tujuannya adalah untuk memahami, bukan untuk menghakimi
Arketipe membantu kita memahami diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik.
Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang Coaching terutama menggunakan Faces Tool, silahkan terhubung dengan kami di sini ya!